KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa
memberikan nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan laporan “evaluasi program Bk
Dan Proses Pelaksaan Bk Disekolah Smk Muhammadiyah Sampit” Laporan ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah evaluasi dan penelitian BK
Sebagai manusia biasa yang banyak kekurangan,
penulis menyadari bahwa laporan ini tidak mungkin tersusun dengan sempurna. Ada
beberapa kekurangan dalam penulisan laporan ini, dan oleh sebab itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna kesempurnaan laporan ini.
Akhirnya penulis mengharapkan laporan penelitian ini
dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumnya.
Sampit, mei 2012
Penulis
\
BAB
I
A. LATAR
BELAKANG
Penilaian
merupakan langkah penting dalam manajemen program bimbingan. Tanpa penilaian
tidak mungkin kita dapat mengetahui dan mengidentifikasi keberhasilan
pelaksanaan program bimbingan yang telah direncanakan. Penilaian program
bimbingan merupakan usaha untuk menilai sejauh mana pelaksanaan program itu
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain bahwa keberhasilan
program dalam pencapaian tujuan merupakan suatu kondisi yang hendak dilihat
lewat kegiatan penilaian.
Sehubungan
dengan penilaian ini, Shertzer dan Stone (1966) mengemukakan pendapatnya: “Evaluation consist of making systematic judgements of the relative
effectiveness with which goals are attained in relation to special standards“.
Evaluasi
ini dapat pula diartikan sebagai proses pengumpulan informasi (data) untuk
mengetahui efektivitas (keterlaksanaan dan ketercapaian) kegiatan-kegiatan yang
telah dilaksanakan dalam upaya mengambil keputusan. Pengertian lain dari
evaluasi ini adalah suatu usaha mendapatkan berbagai informasi secara berkala,
berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari perkembangan
sikap dan perilaku, atau tugas-tugas perkembangan para siswa melalui program
kegiatan yang telah dilaksanakan.
Penilaian
kegiatan bimbingan di sekolah adalah segala upaya, tindakan atau proses untuk
menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan
program bimbingan di sekolah dengan mengacu pada kriteria atau patokan-patokan
tertentu sesuai dengan program bimbingan yang dilaksanakan.
Kriteria
atau patokan yang dipakai untuk menilai keberhasilan pelaksanaan program
layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah mengacu pada terpenuhi atau
tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan siswa dan pihak-pihak yang terlibat baik
langsung maupun tidak langsung berperan membantu siswa memperoleh perubahan
perilaku dan pribadi ke arah yang lebih baik.
B. Tujuan
Dalam melaksanakan suatu program, hal
ini program Bimbingan dan Konseling, peranan evaluasi sangatlah penting. Hasil evaluasi
akan memberikan manfaat yang sangat berarti bagi pelaksanaan program tersebut
untuk selanjutnya. Beberapa hal yang diperoleh dari hasil evaluasi diantaranya:
1.
Untuk mengetahui apakah program
Bimbingan sesuai dengan kebutuhan yang ada
2.
Apakah pelaksanaan kegiatan yang
dilakukan sesuai dengan program, dan mendukung pencapaian tujuan program itu
3.
Bagaimana hasil yang diperoleh
telah mencapai criteria keberhasilan sesuai dengan tujuan dari program itu
4.
Dapatkah diketemukan bahan balikan
bagi pengembangan program berikutnya
5.
Adakah masalah-masalah baru yang
muncul sebagai bahan pemecahan dalam program berikutnya.
6.
Untuk memperkuat
perkiraan-perkiraan (asumsi) yang mendasar pelaksanaan program bimbingan.
7.
Untuk melengkapi bahan-bahan
informasi dan data yang diperlukan dan dapat digunakan dalam memberikan
bimbingan siswa secara perorangan.
8.
Untuk mendapatkan dasar yang sehat
bagi kelancaran pelaksanaan hubungan masyarakat.
9.
Untuk meneliti secara periodik
hasil pelaksanaan program yang perlu diperbaiki
C. Manfaat
Adapun manfaat
evaluasi program bimbingan dan konseling di sekolah adalah:
1.
Memberikan umpan balik (feed back)
kepada guru pembimbing konselor) untuk memperbaiki atau mengembangkan program
bimbingan dan konseling.
2.
Memberikan penamabahan dari konseptual
ilmu yang telah dipelajari sehingga menigkatkan kwalitas akademis penulis
sendiri
3.
Memberikan informasi kepada pihak
pimpinan sekolah, guru mata pelajaran, dan orang tua siswa tentang perkembangan
sikap dan perilaku, atau tingkat ketercapaian tugas-tugas perkembangan siswa,
agar secara bersinergi atau berkolaborasi meningkatkan kualitas implementasi
program BK di sekolah.
Bab
II
A. Model
evaluasi
Stufflebeam merumuskan evaluasi as a process of providing useful information
for decision making. Definisi tersebut kemudian sedikit direvisi pada tahun
1973 yang menjelaskan bahwa evaluasi sebagai “the process of delineating, obtaining, dan providing useful information
for judging decision alternative. Definisi ini memberikan tekanannya pada
tiga hal, pertama bahwa evaluasi
merupakan proses sistematis yang terus menerus, kedua bahwa proses ini terdiri atas tiha langkah yaitu (1)
menyatakan pertanyaan yang menuntut jawaban dan informasi yang spesifik untuk
digali, (2) membangun data yang relevan, (3) menyediakan informasi akhir
(kesimpulan) yang menjadi bahan pertimbangan mengambil keputusan, dan ketiga bahwa evaluasi memberikan
dukungan pada proses mengambil keputusan dengan memilih salah satu alternative
pilihan dan melakukan tindak lanjut atas keputusan tersebut.
Stufflebeam berpendapat bahwa
evaluasi seharusnya memiliki tujuan untuk memperbaiki (to improve) bukan untuk membuktikan (to prove). Dengan demikian evaluasi seharusnya dapat membuat suatu
perbaikan, meningkatkan akuntabilitas, serta pemahaman yang lebih dalam
mengenai fenomena.
Pada akhirnya, ia melihat terdapat
empat komponen evaluasi yang juga merupakan tahapan dalam evaluasi. Keempat
komponen tersebut adalah context, input,
process, serta product.
1.
Evaluasi
Konteks (Context Evaluation)
Orientasi
utama dari evaluasi konteks adalah untuk mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan suatu objek, seperti institusi, program, populasi target, atau orang,
dan juga untuk menyediakan arahan untuk perbaikan. Objektifitas utama dari tipe
ini adalah untuk menelaah status objek secara keseluruhan, untuk
mengidentifikasikan kekurangan, untuk mengidentifikasikan kekuatan yang
dimiliki yang dapat gunakan untuk memperbaiki kekurangan, untuk mendoagnosis
masalah sehingga dapat ukan solusi yang dapat memperbaikinya, dan secara umum
untuk memberikan gambaran karakteristik lingkungan/setting program.
Tujuan
evaluasi konteks dilakukan untuk menyediakan alasan yang rasional bagi konselor
dan administrator dalam menentukan tujuan dan kompetensi siswa, yang mana semua
itu akan membantu membentuk program dan highlight
berbagai elemen struktur dalam kebutuhan akan perhatian.
2.
Evaluasi
Input (Input Evaluation)
Orientasi
utama dari evaluasi input adalah untuk membantu menentukan program yang membawa
pada perubahan yang dibutuhkan. Evaluasi input mempermasalahkan apakah strategi
yang dipilih untuk mencapai tujuan program sudah tepat. Evaluasi ini dilakukan
dengan menelaah dan menilai secara kritis pendekatan yang relevan yang dapat
digunakan.
Evaluasi
input bertujuan untuk mengidentifikasi dan menelaah kapabilitas system,
alternative strategi program, desain prosedur di mana strategi akan
diimplementasikan. Evaluasi input ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode
menginventarisasi dan menganalisis sumber-sumber yang tersedia, baik guru
bimbingan konseling, ataupun material, strategi solusi, relevansi desain
prosedur, kepraktisan dan biaya, kemudian dibandingkan dengan kriteria yang
ditetapkan berdasarkan telaah literatur, atau dengan mengunjungi program yang
telah berhasil, atau berdasarkan ahli.
3.
Evaluasi
Proses (Process Evaluation)
Evaluasi
proses merupakan evaluasi yang dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan
program sesuai dengan strategi yang telah direncanakan. Evaluasi proses
bertujuan untuk mengidentifikasikan atau memprediksi dalam proses pelaksanaan,
seperti cacat dalam desain prosedur atau implementasinya. Evaluasi proses juga
bertujuan untuk menyediakan informasi sebagai dasar memperbaiki program, serta
untuk mencatat, dan menilai prosedur kegiatan dan peristiwa.
Evaluasi proses ini dapat
dilakukan dengan memonitor kegiatan, berinteraksi terus-menerus, serta dengan
mengobservasi kegiatan, dan staf.
4.
Evaluasi
Produk (Product Evaluation)
Evaluasi
produk adalah evaluasi yang bertujuan untuk mengukur, menginterpretasikan, dan
menilai pencapaian program. Evaluasi produk juga bertujuan mengumpulkan
deskripsi dan penilaian terhadap luaran (outcome) dan menghubungkan semua itu
dengan objektif, konteks, input, dan informasi proses serta untuk menginterpretasikan
kelayakan dan keberhargaan program.
Keempat
komponen evaluasi CIPP bukanlah komponen yang berdiri sendiri-sendiri akan
tetapi komponen yang saling berinteraksi secara dinamis.
Dapat dipahami bahwa evaluasi
konteks merupakan evaluas yang dilakukan untuk merencanakan keputusan melalui
penelaahan kebutuhan untuk menetapkan tujuan. Setelah tujuan ditetapkan, maka
untuk menstrukturisasikan keputusan dalam arti agar tujuan dapat tercapai maka
diperlukan strategi. Menentukan strategi yang tepat dilakukan melalui evaluasi
input. Strategi yang telah dirancang kemudian diterapkan dalam pelaksanaan
untuk mencapai tujuan. Hal inilah yang membuat dalam diagram terdapat
keterangan bahwa evaluasi konteks dan evaluasi produk dilakukan secara
simultan. Evaluasi proses untuk melihat implementasi dari strategi yang
dipilih, sedangkan evaluasi produk untuk melihat apakah tujuan telah tercapai.
Evaluasi produk ini kemudian menjadi dasar untuk menentukan keputusan mengenai
program.
B. Jenis Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling
a) Evaluasi
Program
Apabila kita
mempelajari pedoman penyusunan program Bimbingan dan Konseling seperti terdapat
pada buku IIIc, kurikulum 1975, dapat kita simpulkan bahwa program Bimbingan
dan Konseling di sekolah terdapat beberapa kegiatan pelayanan. Sejalan dengan
pendapat “Koestoer Partowisastro” (1982:93), bahwa sesuai dengan pola dasar
pedoman operasional pelayanan Bimbingan ini terdiri atas:
a. Pelayanan kepada murid.
b. Pelayanan kepada guru.
c. Pelayanan kepada kepala sekolah.
d. Pelayanan kepada orang tua murid
atau masyarakat.
Pada hakikatnya tujuan
umum program Bimbingan disekolah adalah membantu siswa agar dapat:
a.
Membuat pilihan pendidikan dan jabatan
secara bijaksana
b.
Memperoleh penyesuaian kepribadian
yang lebih baik
c.
Dapat memperoleh penyesuaian diri
dalam menghadapi perubahan-perubahan yang
terjadi baik dimasyarakat, sekolah maupun dalam keluarga.
Kegiatan operasional
dari masing-masing pelayanan tersebut diatas, perlu disusun dalam sistimatika
sebagai berikut:
a. Masalah
atau kebutuhan yang ditangani dalam pelayanan Bimbingan.
b. Tujuan
khusus pelayanan Bimbingan.
c. Kriteria
keberhasilan
d. Ruang
lingkup pelayanan Bimbingan
e. Kegiatan-kegiatan
pelayanan bimbingan beserta jadwal kegiatannya.
f. Hubungan
antara kegiatan pelayanan bimbingan dengan kegiatan sekolah dan kegiatan diluar
sekolah.
g. Metode
dan teknik pelayanan Bimbingan.
h. Sarana
pelayanan bimbingan.
i. Pengelolaan
pelayanan bimbingan.
j. Penilaian
dan penelitian pelayanan bimbingan.
b) Evaluasi
Proses
Dalam evaluasi proses, yang dievaluasi
adalah proses pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dari mulai
perencanaan hingga pelaksanaan. Eveluasi proses ini bertujuan untuk mengetahui
efesiensi dan efektivitas proses dan pada gilirannya untuk meningkatkan
kualitas proses bimbingan itu sendiri
Untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dalam suatu program, dituntut suatu proses pelaksanaan yang mengarah
kepada tujuan yang diharapkan.
Hasil layanan Pelaksanaan Program BK
Rencana Program BK Evaluasi standart penilaian yang digunakan adalah tujuan
umum dan tujuan khusus bimbingan konseling. Teknik yang dapat dilakukan adalah
(Prayitno : 1996 hal 24) dengan :
1)
Mengamati
partisipasi dan aktivitas siswa dalam kegiatan layanan
2)
Mengungkapkan
pemahaman siswa atas bahan-bahan yang disajikan atau pemahaman/pendalaman siswa atas masalah yang
dialaminya
3)
Mengungkapkan
kegunaan layanan bagi siswa sebagai hasil dari partisipasi dan aktifitas dalam
kegiatan layanan
4)
Mengungkapkan
minat siswa tentang perlunya layanan tindak lanjut
5)
Mengamati
perkembangan siswa dari waktu ke waktu (butir ini terutama dilakukan dalam kegiatan
layanan yang berkesinambungan)
6)
Mengungkapkan
kelancaran dan suasana penyelenggaraan kegiatan layanan
C. Metode Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan Dan
Konseling
Pendekatan evaluasi pelaksanaan
program bimbingan dan konseling dapat dilakukan dengan berbagai cara dan
kegiatan. Ada beberapa metode yang digunakan untuk menyelnggarakan evaluasi
pelaksanaan program bimbingan dan konseling, yaitu:
a) Metode
survei.
Metode
ini mungkin sering menggunakan metode evaluasi dalam setting sekolah. Metode
ini dimaksudkan guna mendapatkan data tentang lingkungan, pengelolaan sikap dan
pandangan personel sekolah lainnya, sikap dan pandangan siswa terhadapa program
bimbingan.
Jadi
metode survei ini merupakan usaha untuk mengenal keadaan sesungguhnya dari
suatu sekolah secara menyeluruh sebagaimana adanya. Hal tersebut sangat berguna
untuk menentukan kegiatan sekolah selanjutnya dalam rangka memperbaiki hal-hal
yang tidak sesuai dengan kebutuhan siswa, melengkapi kebutuhan yang belum
terpenuhi, dan memperbaiki hubungan antara unsur-unsur yang mendukung kehidupan
sekolah tersebut.
b) Metode
observasi.
Sebelum
melaksanakan observasi dibutuhkan suatu rencana yang terinci, yang mencakup
perilaku-perilaku siswa yang akan diamati, kapan yang akan diamati, oleh siapa
yang akan diamati, akan direkam dengan cara yang bagaimana, dan akan diberi
interpretasi eveluatif menurut apa. Jadi, sebelum observasi dilaksanakan,
observer perlu membuat pedoman atau kriteria terlebih dahulu agar dapat yang
diperoleh lebih terarah dan tepat. Unsur objektivitas dapat dikurangi dengan
cara melibatkan banyak orang.
Dengan
demikian, peencanaan yang rinci, pembuatan pedoman atau kriteria dan
keterlibatan lebih dari satu orang dalam observasi akan diperoleh data yang
lebih terarah, tepat dan objektif.
c) Intrument
Pada
prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang
baik. Alat ukur dalam penelitian disebut instrumen penelitian. Jadi instrumen
penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena-fenomena alam
maupun sosial yang diamati.
Angket
tertutup (angket berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk
sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang
sesuai dengan karakteristik dirinya dengan memberikan tanda silang (x) atau
tanda check list (Ö). Check list atau daftar cek adalah suatu daftar yang
berisi subjek dan aspek-aspek yang diamati.
Contoh:
Cara memberikan tanda silang (x)
1. Anda
memahami konsep dari layana yang diberikan?
i.
Ya
b. Tidak
BAB
III
Metodologi analisis
A.
Waktu
dan tempat
B.
Objek
C.
Teknik
pengumpulan data
D. Teknik analisis data
BAB
IV
pembahasan
BAB
V
Kesimpulan
Dan Saran
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar
pustaka
Prayitno, (1999) Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan
Konseling di Sekolah, Rineke Cipta.